A. KUTU DAUN (Toxoptera citricidus,T. Aurantii, Myzus persicae dan Aphis gossypii)
Gejala yang terlihat bila terserang hama ini ialah tunas atau daun-daun muda memilin / menggulung. Pada bagian tersebut dan kadang-kadang pada kuncup bunga yang terserang nampak koloni kutu berwarna hitam, coklat atau hijau.
Pengendalian terhadap kutu daun dapat dilakukan dengan 3 cara :
- Secara kultur teknis dengan menggunakan mulsa jerami di bedengan pembibitan jeruk.
- Secara biologis dengan menggunakan predator dari famili Syrphidae, Cocinelidae dan Crysophidae.
- Dengan insektisida dimethoate,methidathion,malathion,phosphamidon,diazinon atau monocrotophos secara spot spray pada tunas-tunas yang terserang. Pengendalian dilakukan segera setelah koloni kutu terlihat.
B. THRIPS (Scirthrips citri)
Serangan hama thrips menyebabkan daun menebal, kedua sisi tepi daun agak menggulung ke atas dan pertumbuhannya tidak normal. Daun pada ujung tunas menjadi hitam, kering kemudian gugur.
Serangan pada buah terjadi ketika buah masih sangat muda (sebesar biji kacang hijau) dengan meninggalkan bekas luka di sekeliling tangkai berwarna coklat keabu-abuan yang kadang-kadang disertai garis nekrotis di sekeliling luka.
Upaya pengendalian dilakukan dengan menjaga agar tajuk tanaman tidak terlalu rapat. Penyemprotan insektisida dicofol dilakukan pada saat tanaman sedang bertunas, berbunga dan pembentukan buah pada musim kemarau.
C. KUTU LONCAT JERUK (Diaphorina citri)
Tunas-tunas muda tanaman jeruk yang diserang kutu loncat menjadi keriting dan pertumbuhannya melambat. Bila serangan cukup parah, bagian tersebut bisa menjadi kering dan akhirnya mati.
Pengendalian kutu loncat dapat dilakukan secara biologi dengan menggunakan parasit dari nimfa tetrastichus radiatus dan diaphorenxyrtus aligarhensis atau predator dari family coccinellidae, syrpydae, crysophidae dan lycosidae.
Pilihan lain pengendalian kutu loncat pada tanaman jeruk ialah dangan insektisida dimethoate, diaplikasikan melalui daun atau tanah atau menggunakan mocrotos mealaui daun atau suntikan pada batang. Aplikasi dilakukan pada saat tanaman menjelang dan ketika bertunas.
Serangan hama thrips menyebabkan daun menebal, kedua sisi tepi daun agak menggulung ke atas dan pertumbuhannya tidak normal. Daun pada ujung tunas menjadi hitam, kering kemudian gugur.
Serangan pada buah terjadi ketika buah masih sangat muda (sebesar biji kacang hijau) dengan meninggalkan bekas luka di sekeliling tangkai berwarna coklat keabu-abuan yang kadang-kadang disertai garis nekrotis di sekeliling luka.
Upaya pengendalian dilakukan dengan menjaga agar tajuk tanaman tidak terlalu rapat. Penyemprotan insektisida dicofol dilakukan pada saat tanaman sedang bertunas, berbunga dan pembentukan buah pada musim kemarau.
C. KUTU LONCAT JERUK (Diaphorina citri)
Tunas-tunas muda tanaman jeruk yang diserang kutu loncat menjadi keriting dan pertumbuhannya melambat. Bila serangan cukup parah, bagian tersebut bisa menjadi kering dan akhirnya mati.
Pengendalian kutu loncat dapat dilakukan secara biologi dengan menggunakan parasit dari nimfa tetrastichus radiatus dan diaphorenxyrtus aligarhensis atau predator dari family coccinellidae, syrpydae, crysophidae dan lycosidae.
Pilihan lain pengendalian kutu loncat pada tanaman jeruk ialah dangan insektisida dimethoate, diaplikasikan melalui daun atau tanah atau menggunakan mocrotos mealaui daun atau suntikan pada batang. Aplikasi dilakukan pada saat tanaman menjelang dan ketika bertunas.
Baca juga Artikel terkait :
Makasih ya atas infonya sangat menarik dan dapat menambah pengetahuan, salam kenal dari Kolang kaling sirup
BalasHapusHalo Bossku ^^
BalasHapusSegera Daftarkan ID di ibu21,com
Menyediakan 8 Permainan Hanya Dengan 1 ID
Serta Tersedia Promo Menarik
Bonus Turn Over Terbesar
Bonus Refferal Seumur Hidup
Minimal Deposit Hanya 25Rb
BBM : csibuqq
WA : +855 88 780 6060
Di Tunggu Kehadirannya Bossku ^^